Semoga Masih Ada Kabar Baik untuk Indonesia di Masa Depan
Masih hangat di telinga kita tentang berbagai macam persoalan Negeri ini, mulai dari kasus Jiwasraya, Asabri, OMNIBUS LAW, Rencana pemindahan Ibu Kota, Harun Masiku, Kesenjangan sosial, justist, dll. Belum selesai kasus-kasus tersebut kita dihebohkan dengan sebuah Virus, yaitu Corona (Covid 19) yang menggemparkan Indonesia bahkan dunia. Virus tersebut per hari ini 19 Maret 2020 di Indonesia sudah 309 korban positif covid-19, 15 sembuh dan 25 meninggal dunia. (Sumber: https://www.covid19.go.id/2020/03/20/infografik-covid-19_19-maret-2020/). Begitu memprihatinkan, karena selain mengancam nyawa dan kesehatan warga negara masalah tersebut juga memgancam ekonomi dan masa depan Indonesia.
Penanganan masalah wabah Covid-19 (Corona) Oleh Pemerintah Indonesia yang dianggap terlambat, menambah kecemasan kita sebagai warga negara. Bagaimana tidak, sejak awal virus ini muncul di Wuhan China pemerintah Indonesia terkesan mengambil kebijakan yang super ngawur. Kebijakan tersebut diantaranya:
1. Menganggap tidak ada virus corona di Indonesia
2. Membayar influencer 79 miliar padahal alat untuk mengetes virus corona saja belum punya atau masih kurang.
3. Subsidi airline padahal negara-negara lain menutup turis asing masuk, negara kita malah justru mau meningkatkan.
4. Masih ada bisnis interest dan mengijinkan pekerja dari Tiongkok.
1. Menganggap tidak ada virus corona di Indonesia
2. Membayar influencer 79 miliar padahal alat untuk mengetes virus corona saja belum punya atau masih kurang.
3. Subsidi airline padahal negara-negara lain menutup turis asing masuk, negara kita malah justru mau meningkatkan.
4. Masih ada bisnis interest dan mengijinkan pekerja dari Tiongkok.
Sekarang, kita diributkan kembali dengan pro kontra kebijkan pemerintah terkait penanganan masalah Covid-19 ini. Ada yang menganjurkan untuk melakukan lock down dengan alasan supaya penyebaran virus tidak meningkat secara signifikan, ada juga yang memganjurkan sosial distance saja, dll. Kebijakan-kebijakan tersebut tentu akan berdampak kepada segala sesuatu yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup di masyarakat. Bila kita hitung, semenjak sekolah, kampus, dan perusahaan-perusahaan memberlakukan belajar dan kerja di rumah selama 2 minggu, berapa banyak pedagang yang kehilangan pemasukannya akibat tidak ada mahasiswa yang membeli dagangannya, berapa mahasiswa yang terhambat wisuda, yang terpaksa menunda sidang, yang terpaksa harus menyiapkan kuota untuk melakjukan kuliah online karena Covid-19 ini.
Selain itu, ada ratusan dokter, perawat, tenaga medis, guru, dosen, polisi, tentara, para pejabat publik lainnya pasti hawatir. Tapi di sisi lain tanggung jawab profesional dan moral mengharuskan mereka tetap beraktifitas. Begitupun pedagang kaki lima, tukang kayu, ojol, tukang galon, dan masih banyak yang lainnya. Pada akhirnya segala daya dan upaya kita kembalikan kepada sang penguasa hidup Allah SWT. Sedangkan terlalu banyak yang berpendapat, masyarakat kurang kesadaran atau rendah pemahaman saat diminta 14 hari tetap di rumah, kerja dan belajar di rumah, seakan masyarakat bawah ini bodoh.
Kalian tau? Bagi masyarakat bawah Pilihan hidup tidak banyak. Diam sengsara, tetap beraktifitas juga beresiko. Mungkin bagi masyarakat bawah sakit terkena virus covid-19 itu rasanya seperti hari-hari biasa dalam kemalangan hidup yang dinilai tanpa ada upaya dari pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya. Ada yang berpendapat bahwa "Sebelum virus ini datang hidup kami sudah dekat dengan kematian, makan sayur dan buah resiko pestisida, jajan di jalan banyak pengawet, keluar rumah polusi udara dan sungai sudah tercemar, air dalam tanah sudah terkontaminasi, belum lagi malaria, dan banyak lagi keakraban kami dengan penyakit. Kurang sakit apa lagi kami sebagai warga negara?." (Aktivis Lingkungan: 2020)
Dari berbagai opini tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa untuk sebagian kalangan kedatangan Covid-19 ini memang sangat merugikan dan membahayakan, seluruh aktivitas hidup manusia khususnya di Indonesia ini menjadi terhambat mulai dari ekonomi, kesehatan, pendidikan, dll. Namun di sebagian kalangan yang lain, ada dan tiadanya virus Covid-19 ini nasib mereka memang sudah sulit untuk melangsungkan hidupnya akibat berbagai kebijakan pemerintah yang tidak menguntungkan kalangan bawah, ditambah lagi dengan hadirnya virus tersebut, sehingga semua aktivitas dan kegiatan mereka untuk melangsungkan hidupnyapun harus berhadapan dengan maut.
Untuk itu, pemerintah seharusnya dapat memahami kecemasan semacam ini. Berikan kebijakan yang memang berpihak kepada kalangan bawah, dan mudah-mudahan ada kabar baik untuk Indonesia di masa depan.
By. Sunoto
Untuk itu, pemerintah seharusnya dapat memahami kecemasan semacam ini. Berikan kebijakan yang memang berpihak kepada kalangan bawah, dan mudah-mudahan ada kabar baik untuk Indonesia di masa depan.
By. Sunoto

yuk bisa tumbuh
BalasHapus